Monday, July 7, 2014

Cerpen Adat dan Budaya : Remo in Tresno

       Remo In Tresno
Rafi Ferliadi

       Alunan lonceng berkumandang di sela-sela bunyian gending dan teman-temannya.Bukan lonceng kendaraan.Bukan juga lonceng kebakaran.Suaranya terdengar tak beraturan.Tergantung hentakan kakinya.
Lonceng itu dipasang memutari pergelangan kaki para penari.Tepat para penari menggelengkan kakinya, lonceng itu akan memberi efek dinamis.Sesekali terdengar seperti penjual sate keliling.Tapi inilah Tari Remo.Tari yang berasal dari daerah Jawa Timur.Kali ini dibawakan oleh tiga penari dalam sekelompok.Mereka mulai menari di panggung utama sebagai suguhan awal acara seni tahunan.
Meski menarikan Tari Remo,yang seharusnya ditarikan lelaki bermaskulin.Mereka tetap tampil anggun.Dengan belaian sanggul yang menyatu dengan rambutnya.Juga mekak hitam di dadanya.Gerakannya begitu gemulai.Mulai dari gerakan tangan,kaki sampai likak likuk tubuhnya, sangat bergairah.
Tandakannya sangat pas dengan iringannya.Seketika itu,para pemusik yang berada di belakangnya reflek mengikuti gerakannya sekalipun dengan duduk. Gamelan yang dibunyikan bagaikan burung pipit.Kicauannya sangat merdu. Telinga terasa dimanjakan dengan alunan gamelan yang harmonis.Mata juga terasa rileks kadang juga tegang ketika para penari memunculkan kombinasi gerakan iket,seblak dan tanjak itu.

Tepat setelah tabuhan selesai,penonton kompak memberi tepuk tangan.Seakan melepaskan ketegunannya pada penari penari cantik itu.Acara seni tahunan ini banyak menyeret orang-orang untuk melihatnya.Bahkan ada juga yang dari luar negeri.
Memang ada beberapa yang berasal dari mancanegara,tetapi ada satu yang aneh.Pria berpostur tinggi, besar,hidung mancung,kulit putih,dan rambut pirang itu tak bisa duduk manis.Ia malah berjalan mondar-mandir di sekitar panggung.Anehnya lagi,ia hanya mondar-mandir saat tari Remo itu berlangsung.Sesekali kedua tangannya bersedekap.Senyumannya menebar kemana-mana.
Hello! Are you a Remo dancer ?”, kata lelaki bule itu menyapa salah satu penari Remo.
“Hee.. Opo to Mas?Ngomong opo?”,jawab salah satu penari Remo itu.
Mereka sama sama gamam.Pertemuan ini,membuat pria bule itu membuka google translate di handphone canggihnya.Sambil mengetik,pria bule itu juga memberi isyarat kepada penari Remo itu agar tidak kemana-mana.
“Halo!Apakah kamu penari Remo?”,kata pria bule itu sambil membaca terjemahan di handphone-nya dengan logatnya yang masih kebulean.
“Oh,iya iyalah Mas .. Mas.Lha aku udah pake kostum kaya gini lho.Masa dibilang penari balet.”,ucap penari Remo itu dengan logat Jawanya.
“Ohh.. Siapa namamu?”
“Namaku iku Ayu Widyaningtyas Sudjadmiko,Mas!”
“Kalo saya Harry Steven.”
“Hee?Hauury?Wes wes,nama aja kok susah banget yo?Tak panggil Mas Hari saja yo!”
Sedang Harry,pria bule itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.Entah apakah ia tahu apa yang dimaksud Ayu saat itu.Apalagi cara bicara Ayu masih menggunakan logat Jawa.
Setelah dialog itu selesai,Ayu langsung pergi begitu saja.Menemui teman-teman seprofesinya.Ia menceritakan kejadian apa yang terjadi.Harry itu bule,ganteng,keren,blablabala… Semua itu terlontarkan lewat bibir Ayu kepada rekannya.Tampaknya ia mulai tertarik padanya.Teman Ayu yaitu Siti menanggapi baik.
Siti mencari-cari pria bule yang dimaksud oleh Ayu.Ditengah keramaian orang-orang yang menonton acara tersebut.Kadang ia terpaksa menerobos penonton tak bersalah.Demi sahabatnya,ia rela berteriak memanggil nama Harry.
“Kenapa kamu memanggil nama saya?”,ucap Harry dengan bantuan terjemahan.
“Ohh jadi kamu yang namanya Harry.Ok Please stay here a moment.I will back
            Siti memang sedikit lebih pandai daripada teman-temannya dalam bidang bahasa Inggris.Walau kata kata yang ia ucapkan masih ragu-ragu.Tapi yang penting ,orang yang diajak bicara mengerti apa yang ia ucapkan.
            Tiba-tiba saja,Siti menyeret Ayu keluar dari backstage menuju tempat bertemunya Siti dan Harry tadi.Sesekali Siti dengan tergesa-gesanya memberi isyarat berjalan cepat lagi,lagi dan lagi.Langsung aja,Siti mendorong Ayu ke arah Harry menunggu.
            “Ehhm..”,ucap Ayu gugup.
            “Ada apa?”,tanya pria bule itu.
            “Akuu …Akuu cinta kamu.Heheheheh”,ucap Ayu gagap aneh sambil tersenyum.
            Kejutan tak terduga muncul lagi.Ayu yang masih ngos-ngosan karena berlarian.Kini terpaksa harus mencari keringat lagi.Harry memaksanya berlarian menuju mobil sporty-nya.Kemanakah mereka?Entahlah,bahkan Harry tak memberi tahu sedikitpun kepada Ayu kemana mereka pergi.Di mobilnya,pipi Harry sedikit merah berbunga-bunga.Sambil memainkan senyum manisnya.
            Sedang Ayu mendapati perasaan yang campur aduk.Tapi yang lebih ia rasakan adalah perasaan cabar hati.Ia cemas seandainya Harry membunuhnya atau Harry bertindak asusila kepadanya.Semua itu terbayang – bayang di pikirannya hingga membuatnya bergidik.
            Selang beberapa saat,mereka tiba di sebuah ruangan besar.Banyak tempat duduk disana.Ada yang duduk sambil menikmati pop corn.Ada juga yang hanya santai saja,sambil memahami film yang sedang diputar saat itu.Mereka duduk paling depan.Memimpin penonton lainnya.
            “Tau gak sih,kenapa saya bawa kamu kesini?Soalnya… apa ya?”,ucap Harry malu-malu.
            “Soalnya aku cinta kamu.Hahahahahah”,kata Ayu mencairkan suasana.

            Mereka tertawa lepas,di tengah orang-orang yang masih terharu melihat film yang baru diputar,Rupanya mereka saling cinta.Latar belakang yang berbeda tak menghalangi kasih sayang tercipta.Dari tari Remo-lah semua bermula. 
This entry was posted in :

0 comments:

Post a Comment