Remo In Tresno
Rafi Ferliadi
Alunan lonceng
berkumandang di sela-sela bunyian gending dan teman-temannya.Bukan lonceng
kendaraan.Bukan juga lonceng kebakaran.Suaranya terdengar tak
beraturan.Tergantung hentakan kakinya.
Lonceng
itu dipasang memutari pergelangan kaki para penari.Tepat para penari
menggelengkan kakinya, lonceng itu akan memberi efek dinamis.Sesekali terdengar
seperti penjual sate keliling.Tapi inilah Tari Remo.Tari yang berasal dari
daerah Jawa Timur.Kali ini dibawakan oleh tiga penari dalam sekelompok.Mereka
mulai menari di panggung utama sebagai suguhan awal acara seni tahunan.
Meski
menarikan Tari Remo,yang seharusnya ditarikan lelaki bermaskulin.Mereka tetap
tampil anggun.Dengan belaian sanggul yang menyatu dengan rambutnya.Juga mekak
hitam di dadanya.Gerakannya begitu gemulai.Mulai dari gerakan tangan,kaki
sampai likak likuk tubuhnya, sangat bergairah.
Tandakannya
sangat pas dengan iringannya.Seketika itu,para pemusik yang berada di
belakangnya reflek mengikuti gerakannya sekalipun dengan duduk. Gamelan yang
dibunyikan bagaikan burung pipit.Kicauannya sangat merdu. Telinga terasa
dimanjakan dengan alunan gamelan yang harmonis.Mata juga terasa rileks kadang
juga tegang ketika para penari memunculkan kombinasi gerakan iket,seblak dan
tanjak itu.
Tepat
setelah tabuhan selesai,penonton kompak memberi tepuk tangan.Seakan melepaskan
ketegunannya pada penari penari cantik itu.Acara seni tahunan ini banyak
menyeret orang-orang untuk melihatnya.Bahkan ada juga yang dari luar negeri.
Memang
ada beberapa yang berasal dari mancanegara,tetapi ada satu yang aneh.Pria
berpostur tinggi, besar,hidung mancung,kulit putih,dan rambut pirang itu tak
bisa duduk manis.Ia malah berjalan mondar-mandir di sekitar panggung.Anehnya
lagi,ia hanya mondar-mandir saat tari Remo itu berlangsung.Sesekali kedua
tangannya bersedekap.Senyumannya menebar kemana-mana.
“Hello! Are you a Remo dancer ?”, kata
lelaki bule itu menyapa salah satu penari Remo.
“Hee..
Opo to Mas?Ngomong opo?”,jawab salah satu penari Remo itu.
Mereka
sama sama gamam.Pertemuan ini,membuat pria bule itu membuka google translate di handphone canggihnya.Sambil mengetik,pria bule itu juga memberi
isyarat kepada penari Remo itu agar tidak kemana-mana.
“Halo!Apakah
kamu penari Remo?”,kata pria bule itu sambil membaca terjemahan di
handphone-nya dengan logatnya yang masih kebulean.
“Oh,iya
iyalah Mas .. Mas.Lha aku udah pake kostum kaya gini lho.Masa dibilang penari
balet.”,ucap penari Remo itu dengan logat Jawanya.
“Ohh..
Siapa namamu?”
“Namaku
iku Ayu Widyaningtyas Sudjadmiko,Mas!”
“Kalo
saya Harry Steven.”
“Hee?Hauury?Wes
wes,nama aja kok susah banget yo?Tak panggil Mas Hari saja yo!”
Sedang
Harry,pria bule itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.Entah apakah ia tahu
apa yang dimaksud Ayu saat itu.Apalagi cara bicara Ayu masih menggunakan logat
Jawa.
Setelah
dialog itu selesai,Ayu langsung pergi begitu saja.Menemui teman-teman
seprofesinya.Ia menceritakan kejadian apa yang terjadi.Harry itu
bule,ganteng,keren,blablabala… Semua itu terlontarkan lewat bibir Ayu kepada rekannya.Tampaknya
ia mulai tertarik padanya.Teman Ayu yaitu Siti menanggapi baik.
Siti
mencari-cari pria bule yang dimaksud oleh Ayu.Ditengah keramaian orang-orang
yang menonton acara tersebut.Kadang ia terpaksa menerobos penonton tak
bersalah.Demi sahabatnya,ia rela berteriak memanggil nama Harry.
“Kenapa
kamu memanggil nama saya?”,ucap Harry dengan bantuan terjemahan.
“Ohh
jadi kamu yang namanya Harry.Ok Please
stay here a moment.I will back”
Siti memang sedikit lebih pandai
daripada teman-temannya dalam bidang bahasa Inggris.Walau kata kata yang ia
ucapkan masih ragu-ragu.Tapi yang penting ,orang yang diajak bicara mengerti
apa yang ia ucapkan.
Tiba-tiba saja,Siti menyeret Ayu
keluar dari backstage menuju tempat
bertemunya Siti dan Harry tadi.Sesekali Siti dengan tergesa-gesanya memberi
isyarat berjalan cepat lagi,lagi dan lagi.Langsung aja,Siti mendorong Ayu ke
arah Harry menunggu.
“Ehhm..”,ucap Ayu gugup.
“Ada apa?”,tanya pria bule itu.
“Akuu …Akuu cinta kamu.Heheheheh”,ucap
Ayu gagap aneh sambil tersenyum.
Kejutan tak terduga muncul lagi.Ayu
yang masih ngos-ngosan karena berlarian.Kini terpaksa harus mencari keringat
lagi.Harry memaksanya berlarian menuju mobil sporty-nya.Kemanakah mereka?Entahlah,bahkan Harry tak memberi tahu
sedikitpun kepada Ayu kemana mereka pergi.Di mobilnya,pipi Harry sedikit merah
berbunga-bunga.Sambil memainkan senyum manisnya.
Sedang Ayu mendapati perasaan yang
campur aduk.Tapi yang lebih ia rasakan adalah perasaan cabar hati.Ia cemas
seandainya Harry membunuhnya atau Harry bertindak asusila kepadanya.Semua itu
terbayang – bayang di pikirannya hingga membuatnya bergidik.
Selang beberapa saat,mereka tiba di
sebuah ruangan besar.Banyak tempat duduk disana.Ada yang duduk sambil menikmati
pop corn.Ada juga yang hanya santai saja,sambil memahami film yang sedang
diputar saat itu.Mereka duduk paling depan.Memimpin penonton lainnya.
“Tau gak sih,kenapa saya bawa kamu
kesini?Soalnya… apa ya?”,ucap Harry malu-malu.
“Soalnya aku cinta
kamu.Hahahahahah”,kata Ayu mencairkan suasana.
Mereka tertawa lepas,di tengah
orang-orang yang masih terharu melihat film yang baru diputar,Rupanya mereka
saling cinta.Latar belakang yang berbeda tak menghalangi kasih sayang
tercipta.Dari tari Remo-lah semua bermula.
0 comments:
Post a Comment