Sunday, August 3, 2014

Curhatan Hati : Menjadi Kakak yang Baik

             Curhatan Hati : Menjadi Kakak yang Baik

            “Semua itu karena aku sayang, adikku.”
            Tangan ini kembali melayang-layang menggampar kulit adikku yang terbilang masih kenyal. Tentunya dengan kondisi tidak sadar. Tidak semena-mena dan kurang ajar. Tak mungkin perbuatan bodoh itu  kulakukan jika tak berakar.
            Ia tak mau mandi. Padahal sudah siang hari. Saat kubujuk, malah ia lari. Lantas aku terjebak hawa nafsu dan menyeretnya ke kamar mandi. Ia menangis histeris seperti orang dihantui. Sambil berteriak menolak untuk mandi. Dasar anak badung. Lantas aku memukulinya dengan tanganku yang penuh dosa. Mengguyurnya dengan air dari atas kepalanya. Saat ia berteriak, segera saja ku sikat giginya. Kemudian aku mengguyurnya terus menerus sampai ia kedinginan. Ia kabur sambil menyabet handuknya.
            Saat aku hendak memakaikan baju. Ia malah memberontak. Kakinya menendang-nendang. Barang-barang di sekitarnya ikut mengambang mengarah kepadaku. Lantas aku tak mau kalah. Emosiku juga membeludak. Aku cengkram tangan kakinya yang masih mungil walau tak erat. Saat itu aku masih menggunakannya pakaian dalam. Sebab aku belum mengambilkan baju untuknya. Dan ketika aku memberikan baju untuknya, she has been sleeping with her towel. Sungguh mengundang air mata.
            Jadi kesimpulannya, teman-teman bisa mengambil dari kisah saya. Apalagi yang punya adik. Kalian pasti pernah menyakitinya. Iya saya percaya itu. Senakal-nakalnya dia, ia tetaplah adikmu. Yang harus kalian jaga sungguh-sungguh. Lebih-lebih adikmu masih terlalu kecil. Jangan mengajarkan kerasnya hidup padanya. Sebab tak baik hasilnya. Kalaupun emosi kalian sedang memuncak, itu masih bisa diobati dengan segudang nasehat dari Nabi Muhammad SAW. Tingkahnya yang begitu nakal serta beremosi tinggi jangan dibalas dengan tingkah seperti itu juga. Saya yakin, dengan bujukan yang manis, kenakalannya akan habis. Seperti kisahku tadi, ketika aku membujuknya malah ia lari. Apa maksudnya? Sebenarnya ia hanya mengajak bercanda. Saat-saat seperti itu seharusnya kita membalasnya dengan canda tawa agar ia menuruti kakaknya.

            Baiklah mungkin itu tadi postingan hari ini. Semangat untuk kakak-kakak seluruh Indonesia. Jadilah kakak yang baik yang mampu mengayomi dan memberi kenyamanan pada adik-adik kalian. Sampai jumpa!

0 comments:

Post a Comment