Judul :
Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner
Penulis :
Gina S. Noer
Penyunting :
Arief Ash Shiddiq, Amelya Oktavia, & Zen RS
Tahun Terbit :
Ke Empat (Edisi Revisi), Maret 2016
Halaman/Tebal :
ii + 298 hlm,; 23 cm
ISBN :
978-602-291-111-1
Peresensi : Rafi Ferliadi
Berbicara mengenai B.J. Habibie
(Rudy) pasti mengingatkan kita dengan jabatannya sebagai Presiden
Indonesia yang ke tiga. Dalam hal ini Gina berhasil menjadikan buku ini seperti autobiografi namun dituturkan oleh orang lain. Gina seperti mengenal betul sosok B.J. Habibie dan menuliskannya dengan detail di dalam buku ini.
Sejak kecil Rudy dikelilingi oleh keluarga yang sangat menyayanginya. Ia memiliki sifat suka bertanya akan hal-hal yang ia pahami
pada Papinya. Papi selalu menjawabnya pertanyaannya agar Rudy tidak kecewa. “…kalau
Rudy tak mau tidur sebelum Papi pulang berarti dia sedang menyimpan pertanyaan
yang belum ditemukan jawabannya” (Gina: 2015,31). Rudy kecil selalu menikmati waktu dengan papinya. bahkan diskusi mereka biasa berlangsung lama.
Rudy kecil yang senang membaca buku, membuatnya mudah dalam menempuh pendidikannya. ia selalu mendapat nilai yang baik bahkan terbaik. hingga ia melanjutkan pendidikannya ke Jerman. Itu semua berkat kesukannya dalam membaca buku.
Orang tua mana yang tak ingin melihat anak-anaknya sukses. Begitupun dengan orang tua dari Rudy. “Demi Allah, seluruh
anak-anak akan kusekolahkan setinggi-tingginya dengan biaya dari keringatku
sendiri” (halaman 66). Menyekolahkan anak setinggi-tingginya adalah salah satu sumpah Mami Rudy setelah Papi
meninggal dunia. Semenjak itu Mami harus bekerja keras mencari biaya untuk
hidup dan untuk sekolah anak-anaknya tanpa bantuan suaminya.
Kerja keras Rudy sangat terlihat saat ia berada di Jerman. Ketika ia pertama kali harus mencari tempat tinggal, kuliah tanpa biaya negara melainkan dengan uang pas-pasan
bahkan sering kurang. Rudy tidak ingin menyusahkan Mami yang bekerja keras di Indonesia. Ia sadar, ia masih memiliki adik-adik yang banyak memerlukan biaya. Puasa senin-kamispun ia lakukan demi menghemat biaya, sampai sampai kabar
perpolitikan yang mengharuskan proyeknya harus dihentikan karena Rudy dianggap
berbahaya bagi pemerintah Jerman.
Bagian yang paling menonjol dari buku ini adalah cara mendidik anak oleh
orang tua Rudy, bagaimana keluarga menomor satukan pendidikan bagi
anak-anaknya,
perjuangan Rudy saat menempuh pendidikannya di Indonesia maupun di
Jerman,bagaimana kerasnya kehidupan Rudy di tanah Jerman sampai ia terjatuh sakit.
Pada buku ini banyak diselipkan
gambar-gambar Rudy. Baik ketika di Indonesia maupun di Jerman. Dengan sedikit
kutipan, banyak dari gambar-gambar tersebut yang sudah dapat mewakili
penjelasan yang lebih mendetail, menjadikan isi dari buku ini
sangat detail. Namun sayangnya, walaupun buku ini sudah terbilang detail namun belum terlalu membahas kehidupan Rudy setelah menikah. Selain itu sistematika
penyamapiannya kurang sistematis, karena pernyampaiannya yang terkesan beralur
maju-mundur, sehingga sedikit membingungkan bagi pembaca awam.
NOTE: RESENSI ini saya buat untuk memenuhi TUGAS TIK UNY 2018. Buku ini saya pinjam dan resensi dari perpustakaan FBS UNY
0 comments:
Post a Comment